Jumat, 23 April 2010

Kekasih Hatiku…Bila Kita Menikah Nanti

Assalamualaikum kekasih hatiku…

Tiga hari yang lalu kau sampaikan niatmu padaku, tentang keinginan hatimu akan diriku kau jadikan pilihanmu. Alangkah bahagia ku dengar seksama keinginanmu itu. Aku pun demikian, sangatlah besar cintaku untukmu hingga besar pula keinginanku untuk menjadikanmu pendamping hidupku. Namun biarkanlah aku mengutarakan mimpiku, harapanku dalam berumah tangga nanti, yang bila kau setujui maka hal tersebut menjadi jawaban persetujuanku menjadi istrimu.

Aku ingin memiliki suami yang dapat menafkahiku dengan sangat baik, membelikanku jilbab baru di tiap bulannya sebanyak 3 potong, tentu jilbab yang bermerk, bukankah kau pun yang akan menjadi bangga bila istrimu nanti bernampilan cantik dan stylis. Kau pun tak akan pernah absen membelikanku sunscreen, handbody, pembersih wajah, bedak, dan kelengkapan kecantikan lainnya. Bukankah dirimu juga yang akan dihargai orang bila istrimu nanti bersih dan terawat.

Akupun ingin memiliki suami yang bisa memberikan anggaran untukku menjahit baju baru di tiap bulannya sebanyak 2 potong. Bukankah kau juga yang akan tersanjung bila sahabat-sahabatku memuji penampilanku. Dan yang paling penting suamiku nanti akan membawaku kesebuah rumah dengan bentuk minimalis, lengkap dengan kulkas, mesin cuci, magicom, dan perlengkapan dapur lainnya, sampai ke gelas-gelas yang beraneka ranggam bentuknya. Aku pun memimpikan suami yang romantis, yang tak pernah absen mengecupku ditiap paginya, dan dengan rela membantuku memasak di dapur, atau sekedar menyapu rumah. Aku pun memimpikan suami yang jagoan, yang pandai beladiri untuk melindungiku dari kejahatan orang lain, bukan untuk memukulku atau menendangku.

Aku pun memimpikan suami yang sangat mencintaiku sedemikian dalamnya, hingga tak ada permintaanku yang dibantahnya. Aku pun memimpikan seorang pendamping hidup yang dapat membantu ekonomi keluargaku yang lain, dapat membiayai kuliah adikku sampai sarjana, dan juga dapat merenovasi rumah ayahku menjadi lebih baik, serta dengan uang belanjamu yang besar aku dapat menyisihkan untuk ku berikan pada keluargaku di kampung, bukankah kau bangga dengan istri yang begitu dermawan. Aku pun memimpikan suami yang tak posesif hingga aku diberi jarak dengan teman-temanku yang lain, kau tidak ingin kan bila istrimu jadi norak dan tak bergaul.

Kekasih hatiku… bila kita menikah nanti, aku ingin emas dan mobil sebagai maharnya, emas 24 karat seberat 260gram. Dan keluarga kami tak mengeluarkan biaya sepeserpun untuk membiayai pernikahan dan resepsi kita, engkau tau kan mas, kalau aku berasal dari keluarga tak berpunya. Mas, aku sangat mencintaimu, menyukai apa-apa yang ada padamu, wajahmu yang tampan dengan janggut di dagumu dilengkapi dengan senyum dari bibir tipismu. Namun, salahkah aku memintamu untuk mewujudkan mimpi-mimpiku itu mas.

Bila kau tak bisa menyanggupinya, mungkin kau bisa menikahi gadis kaya raya yang tak akan memintamu sebagaimana pintaku padamu.

——–Salam sayang——

Tidak ada komentar:

Posting Komentar